Padang – Wujud kepedulian terhadap dunia pendidikan kembali ditunjukkan oleh masyarakat Sumatera Barat. Syafriadi Koto, S.T., yang akrab disapa Edi Kayu, menghibahkan lahan seluas 2,9 hektare (29.000 m²) untuk pembangunan Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri di Kelurahan Parupuak Tabing, Kecamatan Koto Tangah, Kota Padang.Sabtu,05 Juli 2025
Tanah tersebut secara resmi diserahkan kepada Dinas Pendidikan untuk dijadikan lokasi pembangunan sekolah negeri baru, sebagai jawaban atas kebutuhan fasilitas pendidikan menengah atas di kawasan tersebut.
Acara penyerahan hibah berlangsung dalam suasana hangat dan kekeluargaan, dihadiri oleh tokoh-tokoh masyarakat, seperti Lurah Parupuak Tabing, Ketua RW dan RT setempat, Bundo Kanduang, serta perwakilan dari Suku Koto dan Suku Guci. Turut hadir pula Ketua Lembaga Kerapatan Adat Alam Minangkabau (LKAAM) Sumatera Barat, Fauzi Bahar, yang juga menjabat sebagai Ninik Mamak.
Sebagai simbol dimulainya pembangunan, dilakukan peletakan batu pertama untuk lapangan olahraga voli yang akan menjadi bagian dari fasilitas sekolah di masa depan. Lapangan tersebut dibangun melalui dana Pokir (Pokok Pikiran) dari Anggota DPRD Kota Padang, M.FAUTIAZ FAUZI, SE,MBA dan dilaksanakan secara simbolis oleh Fauzi Bahar bersama Syafriadi Koto, S.T.
“Ini adalah langkah mulia dan menjadi contoh bagi semua. Kepedulian terhadap pendidikan adalah investasi terbaik bagi generasi mendatang,” ujar Fauzi Bahar dalam sambutannya.
Kebutuhan Mendesak Fasilitas Pendidikan
Kecamatan Koto Tangah merupakan salah satu wilayah administratif terbesar di Kota Padang, dengan tujuh kelurahan yang tersebar luas. Sayangnya, dari sisi sarana pendidikan, khususnya jenjang SMA, belum tersebar secara merata. Saat ini hanya terdapat empat SMP Negeri, dan akses menuju SMA Negeri bagi banyak siswa masih terbatas.
Kondisi ini menjadi semakin kompleks karena pemberlakuan sistem zonasi dalam penerimaan siswa baru. Sistem ini mengharuskan siswa mendaftar di sekolah terdekat berdasarkan domisili, yang membuat kehadiran SMA Negeri baru menjadi sangat strategis dan urgen.
Tokoh masyarakat Koto Tangah, Afri Yasmon, menyampaikan apresiasinya atas kontribusi Syafriadi Koto dan keluarga besar Suku Koto.
“Saya sangat mengapresiasi niat baik ini. Pembangunan SMA Negeri di wilayah ini adalah kebutuhan mendesak. Daya tampung sekolah dari jenjang SD ke SMP, dan SMP ke SMA, masih sangat terbatas. Pemerintah seharusnya lebih tanggap menyusun kebijakan berdasarkan data riil di tiap kecamatan,” ungkap Afri Yasmon.
Diselesaikan Secara Adat dan Kekeluargaan
Persoalan batas tanah antara Suku Koto dan Suku Guci juga telah diselesaikan secara musyawarah adat oleh para ninik mamak, termasuk YULDANERI,DTK PANGERAN(SEKRETARIS KAN KOTO TANGAH) sehingga tidak ada lagi hambatan dalam proses peralihan lahan ini ke Pemerintah Provinsi Sumatera Barat sebagai prasyarat legal pendirian sekolah negeri.
Diharapkan pembangunan dapat segera dimulai dan rampung dalam waktu yang tidak terlalu lama, guna memenuhi hak pendidikan anak-anak di wilayah tersebut.
Kontribusi tulus dan tanpa pamrih dari Syafriadi Koto, S.T. menjadi teladan bagi masyarakat luas bahwa mendukung pendidikan adalah warisan berharga yang akan terus hidup dalam ingatan generasi mendatang.
*Fit S
0 Komentar